Minggu, 01 Mei 2011


Oh Alam ..Aku yang Indah

Bila angin
kehilangan desirnya
daun-daun kering
takkan mau
meluruhkan tubuhnya

Bila langit
kehilangan kebiruannya
burung-burung
takkan mau
mengepakkan sayapnya

Bila sungai
kehilangan kejernihannya
ikan-ikan
takkan mau
mengibaskan ekornya

Bila bulan
kehilangan sinarnya
malam-malam
akan gelap tanpa cahaya

Bila hutan
kehilangan pohon-pohon
hewan-hewan
kehilangan tempat tinggalnya

Bila bukit
kehilangan kehijauannya
sungai-sungai
akan kering selamanya

Bila petani
kehilangan sawah ladangnya
kanak-kanak
akan menitikkan air mata

Bila manusia
kehilang kemanusiaannya
alam semesta
akan tertimpa bencana
dan bertanya angin kering
"Perlukah memanusiakan manusia


Begitu Rindu

Rinduku terpahat dalam batu
suaraku mengalir bersama air
bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.

Aku patrikan diriku pada alam
cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara
angin semilir padamkan gelora.

Aku tak,kaupun tak,kita tak paham
bagaimana laut dengan cintanya
mematrikan diri pada tebing terjal.

Aku ingin belah sepi
tatkala bulan bersemi
tapi kemana kan kupautkan rindu
ketika air tak lagi bergemericik jernih.

Kepada alam jiwaku bermalam


Hutan tempat Berlindung Aku

aku adalah seekor burung
mungkin engkau talah lama mengenalku
kerna aku sering menggodamu pagi hari
tak peduli apakah engkau sedang bercumbu dengan mimpi

aku adalah seekor burung
mungkin engkau tahu tentang aku
yang tak pernah lelah berceloteh
yang tak pernah bosan berkencan dengan dahan-dahan dan dedaunan

aku adalah seekor burung
dulu,memang aku selalu begitu
terbang mengarak darah dan harapan
kepak sayap sarat angan-angan masa depan
sementara paruhku
tak pernah kubiarkan menyimpan keluh-kesah

tapi,O siapakah gerangan
yang diam-diam mengubur arti dulu
membungkam mulutku dan menyekat suaraku
hingga aku tak mampi lagi bersenandung
padahal dalam benakku
masih kusimpan rindu melagukan nyanyian

setelah aku kehilangan pepohonan
tempat bercanda bersama teman-teman
haruskah sekarang aku kehilangan kehidupan
ah,laras senjatamu itu
belum jera juga menguliti kebebasanku

entahlah telah berapa banyak
nyawa sesamaku yang terampas
di terjang tangan-tangan gagah
ditelan langkah-langkah pongah

sebenarnya,aku masih ingin akrab dengan matahari
mengadukan segala rupa persoalan
tapi,begitulah akhirnya
hari-hariku di sini kian tak utuh

biarlah,kukabarkan pada dunia
bahwa sekarang di sini
aku adalah seekor burung
yang menanti jatuh


Harta Yang Paling Berhaga

bilamana aku dapat bermimpi berjumpa dengan ibu
akan kubawakan sebidang tanah penuh bunga
kuajak ia berjalan dalam hamparan flamboyan
lalu dari atas dahan kuperintahkan seribu burung
beryanyi tentang embun dan sinar mentari

bilamana ibu bersedih,akan kuhibur ia sambil
melihat lucunya kumbang cumbui kembang ditaman
lalu kubiarkan seribu kupu-kupu berterbangan
diatas rambutnya yang bermahkota pelangi

bilamana ibu letih,kan kukumpulkan butiran embun
dari pucuk-pucuk daun.dan kutaburkan pada tiap langkahnya
agar ibu merasa sejuk.lalu kubawa ibu menanam
masa depanku dalam warna bunga
agar ibu bangga anaknya lahir dinegeri daun
yang hijau penuh kicau

bilamana nanti ibu tertidur
kan kupagari ia dengan kemilau doa
dan kuajak burung-burung menjaganya
dari gemuruh dunia luar

bilamana ibu bertanya mengapa aku mengirim keindahan
hanya dalam mimpi,akan kukatakan pada ibu
bahwa hanya lewat mimpi anaknya bisa memberikan
kebahagiaan.kerna dinegeri yang kini hilang wangi,
telah tumbuh pohon-pohon berakar besi,kembang plastik
binatang yang di mumikanserta gemuruh pabrik yang
memproduksi polusi.biar ibu tahu
negeri yang subur telah hilang dalam peta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels